Minggu, 11 Juni 2017

RISET SDM, KAMIS 13.00-15.15 KELOMPOK 4




PERAN PASAR KAGET TERHADAP PEMBERDAYAAN  PEDAGANG KECIL DI JALAN BESAR IJEN – MALANG





Didukung oleh:

Dr. Ike Kusdyah Rahmawati S.E.,M.M. 

Kelompok 4:
Hidayatul Hijah
Arima Dwi
Retno Wulan
Winda Octavian




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar adalah tempat yang mempunyai aturan yang di siapkan untuk tukar menukar hak milik dan menukar barang antara produsen dan konsumen. Dipasar orang bisa mendapatkan kebutuhanya dan tidak ada orang yang tidak memerlukan pasar. Menurut survey yang dilakukan AC. Nielses jumlah pasar tradisional diIndonesia mencapai 1,7 juta atau sekitar 73%dari keseluruhan pasar yang ada.Namun, laju pertumbuhan dari pasar modern jauh lebih tinggi dari pasartradisional. Pasar-pasar tradisional dan pasar modern rata-rata mempunyai spesifikasi barang dagangan yang hampir sama sehingga berpeluang mengakibatkan terjadi persaingan diantara dua pasar tersebut. Pasar tradisional merupakan sektor perekonomian yang sangat penting  bagi mayoritas penduduk di Indonesia.Masyarakat miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar tradisional tidak sedikit. Menjadi pedagang di pasar tradisional merupakan alternatif pekerjaan di tengah banyaknya pengangguran di Indonesia. Pasar tradisional biasanya terhubung dengan toko-toko kecil didusun-dusun sebagai tempat kulakan.
Pasar tradisional di pedesaan juga terhubung dengan pasar tradisional di perkotaan yang biasa menjadi sentralkul akan bagi pedagang pasar-pasar pedesaan di sekitarnya. Pasar tradisional merupakan penggerak ekonomi masyarakat.Pasar kaget atau dadakan sudah mentradisi pada waktu-waktu tertentu diperkotaan maupun pedasaan. Bermula dari kumpulan penjual pakaian, alat rumah tangga, makanan, perabotan rumah tangga yang berjualan di pinggir jalan, kemudian berkembang menjadi event tetap . Pedagang yang berjualan di pasar ini ada yang memang sehari-hari bekerja sebagai pedagang ada juga yang sebagai pekerjaan sampingan. Jam operasi pasar ini jam 06.00 sampai jam 10.00 pagi. Biasanya, pasar kaget berlokasi di pinggir jalan raya, di depan pasar permanen, di depan masjid, di depan kawasan perkantoran, atau di dalam gang di lingkungan permukiman.
Aktivitas PKL (Pedagang Kaki Lima) pada umumnya menempati badan-badan jalan dan trotoar, sehingga tidak menyisakan cukup ruang bagi pejalan kaki. Kondisi ini menjadi perhatian publik karena menciptakan masalah kemacetan dan pergerakan orang di pedestrian dan menciptakan lingkungan kotor dan kurang sehat.PKL(Pedagang Kaki Lima)  yang menempati ruang dan jalan publik juga dapat menciptakan masalah sosial seperti hadirnya pencopet, pencuri, dan sebagainya. Situasi ini menciptakan masalah dalam pengelolaan pembangunan dan merusak morfologi dan estetika kota. Akan tetapi, bagi sebagian kelompok masyarakat, PKL(Pedagang Kaki Lima) justru menjadi solusi, karena menyediakan harga lebih murah. Bagi masyarakat yang berpendapatan rendah, PKL(Pedagang Kaki Lima)  menjadi pilihan. Hal ini membuat penertiban PKL(Pedagang Kaki Lima) di lokasi-lokasi strategis menjadi kontroversial dilihat dari kaca mata sosial.
Padahal setiap hari, mereka adalah pekerja yang ulet, berjuang untuk menghidupi keluarga.Namun, keberadaan pasar kaget ini dapat berdampak negatif dan positif.Positifnya yaitu meciptakan lapangan pekerjaan kemudian juga bisa sebagai wadah untuk pemberdayaan para pedagang kecil.Dampak negatifnya yaitu menimbulkan kemacetan, maraknya tingkat kejahatan, lingkungan yang menjadi kotor.Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis dalam penelitian ini akan memfokuskan penelitian pada pengaruh keberadaan pasar kaget terhadap ekonomi masyarakat Malang dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul Peran Pasar kaget Terhadap Pemberdayaan Pedagang Kecil di Jalan Besar Ijen – Malang”.

B. Rumusan Masalah
1.      Pengertian Dari Pasar Kaget?
2.      Apa Kriteria Dari Pasar Kaget?
3.      Apa Permasalahan Bagi Penjual Pakaian Bekas Di Pasar Kaget?
4.      Solusi Dari Permasalahan Penjualan Pakaian Bekas Di Pasar Kaget ?
5.      Dari Mana Modal Yang Digunakan Seorang Penjual ?
6.      Jika penjual mendapatkan bantuan, Dari mana ?
7.      Berapa Lama Usaha Ini DiLakukan ?
8.      Mengapa Penjual Melakukan Usaha Di Bidang Ini ?( Apakah Usaha Pokok/Sampingan?)
9.      Berapa Penghasilan Yang Didapat Penjual ?

C. Tujuan Penelitian

1.      Mengetahui pengertian dari Pasar Kaget.
2.      Mengetahui kriteria-kriteria Pasar Kaget.
3.      Mengetahui permasalahan-permasalahan penjual pakaian bekas di Pasar Kaget.
4.      Mengetahui solusi dari permasalahan penjual pakaian bekas di Pasar Kaget.
5.      Mengetahui sumber modal yang digunakan pakaian bekas di Pasar Kaget.
6.      Mengetahui dari mana bantuan modal yang digunakan penjuak pakaian bekas di Pasar Kaget.
7.      Mengetahui berapa lama usaha ini dilakukan.
8.      Mengetahui alasan penjual melakukan usaha.
9.      Mengetahui berapa penghasilan yang didapat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Riset Sumber Daya Manusia (SDM)
1.      Pengertian Riset Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Rachmawati (2008: 3) riset sumber daya manusia lebih proaktif daripada reaktif. Meliputi sistem yang lebih luas, memperlakukan tenaga kerja sebagai aset sosial daripada biaya variabel, lebih berorientasi pada tujuan daripada hasil, dan fokus pada komitmen.
  Keuntungan riset dari SDM yang sehat juga banyak.Manajemen telah mulai menyadari signifikan dari komponen SDM terhadap kemampuan subuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Menurut Wiliam Perkasa (2014, hal: 78) Riset SDM (Human Resources Research) adalah penelitian sistematik SDM sebuah perusahaan untuk  memaksimalkan pencapaian tujuan organisasional dan pribadi
Pengertian atau defenisi riset SDM adalah semua kegiatan yang melibatkan proses perencanaan, pengumpulan, penganalisaan, dan pelaporan informasi, dengan tujuan memperbaiki pembuatan keputusan yang berka pengidentifikasian, pemecahan masalah dan penentuan peluang dalam SDM.

2.      Manfaat Riset Sumber Daya Manusia
Riset sumber daya manusia memiliki manfaat yang penting bagi perusahaan antara lainseperti:
1.   Membantu menjelaskan mengapa seorang individu sukses disebuah perusahaan dan gagal diperusahaan lainnya dengan pekerjaan yang serupa.
2.      Menentukan karyawan-karyawan mana yang dapat memanfaatkan pelatihan,serta jenis pelatihan dan pengembangan apa yang dibutuhkan .
3.      Menentukan sikap karyawan berkenaan dengan masalah gaji.
4.    Riset dapat menunjukan bahwa faktor internal, seperti kondisi kerja ,dapat memiliki efek yang merusak terhadap produktifitas perusahaan dan kepuasan kerja.
5.  Mengidentifikasi karakteristik-karakteristik  karyawan yang memiliki kemungkinan kecelakaan kerja yang lebih tinggi.

3.      Teknik Riset Sumber Daya Manusia
Ada 2 metode yang digunakan untuk riset SDM sebagai berikut:
a.       Metode Penyelidikan
1.      Studi kasus
Studi kasus adalah penelitian ke dalam sebab-sebab yang mendasari permasalahan tertentu dalam sebuah pabrik, sebuah departemen, atau sebuah kelompok kerja. Hasil riset diterapkan hanya pada seperangkat permasalahan tertentu dan tidak dapat digeneralisasikan pada kelompok atau permasalahan yang lain.
2.      Umpan Balik Survei
Dalam pelaksanaan survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.Survei dilakukan pada penelitian yang menggunakan sampel dan informasi yang dikumpulkan melalui sampel tersebut.Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan dan mengukur sikap-sikap karyawan.

3.      Proses Riset Sumber Daya Manusia
Dalam melakukan riset ada beberapa proses yang harus dilakukan seperti:
1.      Mengenali masalah
     Mengenali permasalahan dalam riset adalah merupakan hal yang mutlak, karena dalam riset itu sendiri untuk menguraikan masalah.
2.      Merumuskan masalah
     Langkah berikutnya dalam suatu riset adalah merumuskan rumusan masalah secara jelas.  Rintangan utama yang harus diatasi adalah bahwa permasalahan bukan gejalanya yang harus ditentukan.
3.      Memilih metode penelitian
Metode yang digunakan tergantung pada sifat riset.Namun, sebagian besar riset sumber daya manusia menggunakan metode kasus dan survei.
4.      Mengumpulkan data/ menyeleksi instrumen riset yang tepat
Penyeleksian instrumen riset tergantung dari tujuan riset itu sendiri.Berbagai instrumen kuantitatif untuk digunakan oleh periset sumber daya manusia.Para manajer tidak perlu menjadi seorang pakar dalam teori statistik untuk memanfaatkan instrumen itu.
5.      Pengolahan data dan interpretasi hasil
Orang yang paling dekat dengan permasalahan harus berpartisipasi dalam menginterpretasikan hasil riset.Seandainya pihak luar saja yang mencoba untuk melakukan hal ini, maka mereka sering tiba pada kesimpulan yang aneh.
6.      Melakukan tindakan
Langkah ini termasuk langkah yang paling sulit dalam suatu riset.Karena tidak jarang tindakan yang diambil bukan menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru.Dengan demikian, manfaat riset hanya disadari apabila tindakan diambil untuk memecahkan masalah yang ada.
7.      Evaluasi tindakan
Upaya riset belum bisa dikatakan tuntas, jika belum sampai pada evaluasi tindakan yang telah diambil.Evaluasi memerlukan suatu penilaian yang objektif ikhwal tindakan yang telah memecahkan masalah, dan bagaimana caranya.Revisi mungkin dibutuhkan, atau bahkan seluruh rancangan riset mungkin perlu dipikirkan kembali jika pengambilan tindakan ternyata tidak mampu atau kurang mampu menyelesaikan masalah.

B.      Pengertian Pasar Kaget
M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.  Pasar kaget adalah pasar sesaat yg terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan.Pasar kaget merupakan salah satu objek wisata andalan di wilayah Kota Malang. Bisa dibilang, lokasinya yang ada di dekat jantung kota menjadi alterlatif menghabiskan akhir pekan bersama orang-orang spesial..Lokasinya berada di sepanjang Jalan Besar Ijen Malang.Pasar Kaget Kota Malang sudah dibuka sejak pukul 06.00 pagi hingga siang sekitar pukul 10.00.
Pasar Kaget berisi berbagai stan yang menjual  pakaian, jersey club, peralatan rumah tangga dan aneka produk-produk asli Malang. Stan-stan itu menjual aneka pakaian baru maupun bekas, makanan ringan dan juga makanan berat, mainan anak-anak dan juga kebutuhan anak sekolah (sepatu).
.
C.    Kriteria Pasar Kaget
a.       Pasar Kaget hanya muncul dihari-hari tertentu.
b.      Hanya buka dari jam 06.00 sampai 10.00 pagi.
c.       Menjual pakaian (bekas dan baru), makanan (ringan dan berat) dan perabotan rumah tangga.

D.    Permasalahan
a.       Permasalahan Bagi Penjual Pakaian Bekas Di Pasar Kaget ?

b.      Solusi Dari Permasalahan Penjualan Pakaian Bekas Di Pasar Kaget ?
-          Produksi:
Memiliki agen agar mempermuah penjual mencari pakaian yang akan dijual, dan meneliti pakaian yang akan dijual apakah sudah siap jual atau tidak.
-          SDM:
Perlunya pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah terhadap perijinan pada perubahan perumahan menjadi pertokoan yang mulai banyak terjadi di pasar kaget Rawajati, terutama perumahan yang berada tepat dipinggir jalan menuju pasar tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengendalikan perkembangan pasar yang semakin meluas. Perlunya pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah terhadap perijinan pada perubahan perumahan menjadi pertokoan yang mulai banyak terjadi di pasar kaget Rawajati, terutama perumahan yang berada tepat dipinggir jalan menuju pasar tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengendalikan perkembangan pasar yang semakin meluas.
-          Marketing:
Meningkatkan cara jual yang memenuhi kriteria penjual dikarenakan banyak pesaing dan supply yang cukup memenuhi. Selain hal tersebut, ada kemudahan pedagang dan pembeli untuk bertransaksi. Perkembangan pasar dinilai oleh sebagian masyarakat akan dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha mereka.
-          Keuangan:
Menjalankan usaha lain selain berjualan dipasar kaget, seoerti berjualan secara online dan lain-lain.
c.       Modal Yang Digunakan Seorang Penjual ?
Modal yang digunakan oleh ibu Dwi untuk menjalankan usaha sebagai penjual pakaian di pasar kaget itu dari pendapatannya sendiri yaitu gaji dari profesi sebagai guru.
d.      Jika penjual mendapatkan bantuan, Dari mana ?
Bantuan yang ibu dwi dapat dari suami dan anaknya untuk menjalani penjualan pakaian bekas tersebut.
e.       Berapa Lama Usaha Ini DiLakukan ?
Dalam penjualan pakaian bekas ini ibu Dwi memulai usahanya sudah ±2 tahun.
f.       Mengapa Penjual Melakukan Usaha Di Bidang Ini ?( Apakah Usaha Pokok/Sampingan?)
Untuk Mencari tambahan penghasilan, dan ibu dwi memang sangat menyukai fashion. Jadi memang ibu dwi menjalankan usaha pokok. Karena bukan hanya berjualan di pasar kaget tetapi juga menjalankan usaha online.
g.      Berapa Penghasilan Yang Didapat Penjual ?
Penghasilan yang didapat ditiap membuka stand tidak pasti, ujar beliau sekitar  ± Rp 285.000
h.      Profil Penjual
Ibu Dwi Mustika, Umur 54 Tahun, yang Beralamat Di Jalan Mulyorejo Gg 12 No. 32, Profesi Sebagai Guru SD, dan mempunyai empat orang anak.




BAB III
METODE PENELITIAN

1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah Pendekatan kualitatif.
-    Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (naturalsetting).
-   Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitudengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara.
-  Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudianditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.

2.      Teknik Sampel
Penulis menggunakan Teknik Sampling Purposif karena seringkali banyak batasan yang menghalangi peneliti mengambil sampel secara random (acak). Sehingga kalau menggunakan random sampling (sampel acak), akan menyulitkan peneliti. Dengan menggunakan purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

3.      Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Survey, Interview, Dokumentasi)
-  Observasi: Teknik mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi atau pengamatan secara langsung mengenai bagaimana keadaan pasar kaget yang dijalan besar Ijen Malang.
-  Survey: Tujuan dilakukannya survey adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dari jenis pasar kage yang berada dijalan Ijen Malang.
-   Interview: Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara melakukan Tanya jawab langsung dengan penjual pakaian yang ada dipasar kaget dijalan Ijen Malang.
-   Dokumentasi: Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara melihat, mencatat hasil dari wawancara,dan mengambil gambar yang berkaitan dengan judul dan pembahasan laporan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan beberapa data seperti gambar dan video.

4.     Sumber Data 
a.       Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui survai primer yang dilakukan melalui pengamatan dan pengukuran atau penghitungan langsung (observasi) di lapangan dan penyebaran kuesioner atau pertanyaan kepada para masyarakat yang mengetahui keadaan dan kondisi kawasan. Adapun teknik Pengumpulan Data Primer terbagi atas beberapa cara, diantaranya adalah melalui pengamatan visual. Pengamatan ini dilakukan dalam identifikasi tingkat kepustakaan dan kebutuhan pengembangan kawasan studi.
b.      Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber data yang berasal dari instansi yang terkait dengan studi untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk kegiatan analisis. Di samping itu, data sekunder lainnya adalah studi literatur untuk mendapatkan literatur yang berkaitan dengan studi.Pengumpulan data dilakukan melalui survai ke beberapa instansi pemerintah yang diharapkan dapat menjadi sumber data, yaitu:





BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Dampak keberadaan pasar kaget ini sangat besar dan positif, karena dengan adanya pasar kaget masyarakat setempat atau bahkan pendatang sekalipun bisa menjajal untuk memulai usaha dengan membuka lapak di pasar kaget. Bisnisnya sangat fleksibel tidak harus mengeluarkan modal dalam jumlah besar, tidak harus membayar sewa kios ataupun gedung untuk membuka lapak, dengan adanya pasar kaget aktivitas ekonomi terus meningkat, nilai tambah ekonomi terus tinggi karena menyangkut berbagai jenis produk industri, makanan, dan sebagai salah satu cara menanggulangi maraknya pengangguran. Selain omzetnya sangatlah menggiurkan. Dan ini bisa dijadikan sarana atau wadah ekonomi perdagangan dalam upaya pemberdayaan pedagang kecil.
2.      Peranan pemerintah Kota dan Pemerintah daerah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing melakukan pembinaan dan pengawasan pasar kaget, pusat perbelanjaan dan toko modern. Dalam rangka pembinaan pasar tradisional, pemerintah daerah melakukan upaya:
a.    Mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan pasar kaget sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
b.     Meningkatkan kopetensi pedagang dan pengelola pasar.
c.   Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang pasar kaget yang telah ada, sebelum dilakukan renovasi atau relokasi pasar.
d.     Mengevaluasi pengelolaan pasar kaget.

Saran
1.   Dalam upaya pemberdayaan pedagang kecil dipasar kaget, para pedagang atau pemerintah daerah setempat hendaknya ada kerjasama yang baik agar proses pemberdayaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.  Pengelola pasar Kota Malang hendaknya memperhatikan faktor lokasi yang ada, yaitu dengan meningkatkan kebersihan, kerapihan, dan keamanan lokasi pasar, seperti melakukan penertiban terhadap pedagang kecil.
3.    Para pedagang di pasar kaget Kota Malang hendaknya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang berbelanja di pasar kaget Kota Malang.
4.  Senantiasa memperhatikan keamanan pasar, kebersihan pasarr kaget Kota Malang agar tetap terjaga kenyamanan saat berbelanja.
5.   Pemerintah Daerah Malang hendaknya senantiasa menjaga, memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional Kota Malang sehingga tidak kalah saing dengan pasar modern.





DAFTAR PUSTAKA
 
Rachmawati, Ike Kusdyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offest, Yogyakarta 2008.

Wiliam Perkasa (2014, hal: 78) Riset SDM (Human Resources Research). Jakarta 2014.
 
M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia   Pustaka Utama.

0 komentar:

Posting Komentar