PERAN
PASAR KAGET TERHADAP PEMBERDAYAAN PEDAGANG KECIL DI JALAN BESAR IJEN –
MALANG
Didukung oleh:
Dr. Ike Kusdyah Rahmawati S.E.,M.M.
Kelompok 4:
Hidayatul Hijah
Arima Dwi
Retno Wulan
Winda Octavian
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pasar
adalah tempat yang mempunyai aturan yang di siapkan untuk tukar menukar hak milik
dan menukar barang antara produsen dan konsumen. Dipasar orang bisa
mendapatkan kebutuhanya dan tidak ada orang yang tidak memerlukan pasar.
Menurut survey yang dilakukan AC. Nielses jumlah pasar tradisional diIndonesia
mencapai 1,7 juta atau sekitar 73%dari keseluruhan pasar yang ada.Namun, laju
pertumbuhan dari pasar modern jauh lebih tinggi dari pasartradisional.
Pasar-pasar tradisional dan pasar modern rata-rata mempunyai spesifikasi barang
dagangan yang hampir sama sehingga berpeluang mengakibatkan terjadi
persaingan diantara dua pasar tersebut. Pasar tradisional
merupakan sektor perekonomian yang sangat penting bagi
mayoritas penduduk di Indonesia.Masyarakat miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar
tradisional tidak sedikit. Menjadi
pedagang di pasar tradisional
merupakan alternatif pekerjaan di tengah banyaknya pengangguran di Indonesia. Pasar tradisional
biasanya terhubung dengan toko-toko kecil didusun-dusun sebagai tempat kulakan.
Pasar
tradisional di pedesaan juga terhubung
dengan pasar tradisional di perkotaan yang biasa menjadi sentralkul akan bagi pedagang
pasar-pasar pedesaan di sekitarnya. Pasar tradisional merupakan penggerak
ekonomi masyarakat.Pasar kaget atau dadakan sudah mentradisi pada waktu-waktu
tertentu diperkotaan maupun pedasaan. Bermula dari kumpulan penjual pakaian,
alat rumah tangga, makanan, perabotan rumah tangga yang berjualan di pinggir
jalan, kemudian berkembang menjadi event tetap . Pedagang yang berjualan
di pasar ini ada yang memang sehari-hari bekerja sebagai pedagang ada juga yang
sebagai pekerjaan sampingan. Jam operasi pasar ini jam 06.00 sampai jam 10.00
pagi. Biasanya, pasar kaget berlokasi di pinggir jalan raya, di depan pasar
permanen, di depan masjid, di depan kawasan perkantoran, atau di dalam gang di
lingkungan permukiman.
Aktivitas
PKL (Pedagang Kaki Lima) pada umumnya menempati badan-badan jalan dan trotoar,
sehingga tidak menyisakan cukup ruang bagi pejalan kaki. Kondisi ini menjadi
perhatian publik karena menciptakan masalah kemacetan dan pergerakan orang di
pedestrian dan menciptakan lingkungan kotor dan kurang sehat.PKL(Pedagang Kaki
Lima) yang menempati ruang dan jalan
publik juga dapat menciptakan masalah sosial seperti hadirnya pencopet,
pencuri, dan sebagainya. Situasi ini menciptakan masalah dalam pengelolaan
pembangunan dan merusak morfologi dan estetika kota. Akan tetapi, bagi sebagian
kelompok masyarakat, PKL(Pedagang Kaki Lima) justru menjadi solusi, karena
menyediakan harga lebih murah. Bagi masyarakat yang berpendapatan rendah,
PKL(Pedagang Kaki Lima) menjadi pilihan.
Hal ini membuat penertiban PKL(Pedagang Kaki Lima) di lokasi-lokasi strategis
menjadi kontroversial dilihat dari kaca mata sosial.
Padahal
setiap hari, mereka adalah pekerja yang ulet, berjuang untuk menghidupi
keluarga.Namun, keberadaan pasar kaget ini dapat berdampak negatif dan
positif.Positifnya yaitu meciptakan lapangan pekerjaan kemudian juga bisa
sebagai wadah untuk pemberdayaan para pedagang kecil.Dampak negatifnya yaitu
menimbulkan kemacetan, maraknya tingkat kejahatan, lingkungan yang menjadi
kotor.Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis dalam penelitian ini akan
memfokuskan penelitian pada pengaruh keberadaan pasar kaget terhadap ekonomi
masyarakat Malang dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Peran Pasar
kaget Terhadap Pemberdayaan Pedagang Kecil di Jalan Besar Ijen – Malang”.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian
Dari Pasar Kaget?
2. Apa Kriteria Dari Pasar
Kaget?
3. Apa Permasalahan Bagi
Penjual Pakaian Bekas Di Pasar Kaget?
4. Solusi
Dari Permasalahan Penjualan Pakaian Bekas Di Pasar Kaget ?
5. Dari
Mana Modal Yang Digunakan Seorang Penjual ?
6. Jika
penjual mendapatkan bantuan, Dari mana ?
7. Berapa
Lama Usaha Ini DiLakukan ?
8. Mengapa
Penjual Melakukan Usaha Di Bidang Ini ?( Apakah Usaha Pokok/Sampingan?)
9. Berapa
Penghasilan Yang Didapat Penjual ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengertian dari Pasar Kaget.
2.
Mengetahui kriteria-kriteria Pasar Kaget.
3.
Mengetahui permasalahan-permasalahan penjual pakaian bekas di Pasar
Kaget.
4.
Mengetahui solusi dari permasalahan penjual pakaian bekas di Pasar Kaget.
5.
Mengetahui sumber modal yang digunakan pakaian bekas di Pasar Kaget.
6.
Mengetahui dari mana bantuan modal yang digunakan penjuak pakaian bekas
di Pasar Kaget.
7.
Mengetahui berapa lama usaha ini dilakukan.
8.
Mengetahui alasan penjual melakukan usaha.
9.
Mengetahui berapa penghasilan yang didapat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Riset Sumber Daya Manusia (SDM)
1.
Pengertian
Riset Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Rachmawati (2008: 3) riset sumber daya manusia lebih proaktif daripada reaktif. Meliputi sistem yang lebih luas, memperlakukan tenaga kerja sebagai aset sosial daripada biaya variabel, lebih berorientasi pada tujuan daripada hasil, dan fokus pada komitmen.
Keuntungan riset dari SDM yang sehat juga banyak.Manajemen telah mulai menyadari signifikan dari komponen SDM terhadap kemampuan subuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Keuntungan riset dari SDM yang sehat juga banyak.Manajemen telah mulai menyadari signifikan dari komponen SDM terhadap kemampuan subuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Menurut Wiliam Perkasa (2014, hal: 78) Riset SDM
(Human Resources Research) adalah penelitian sistematik SDM sebuah
perusahaan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan organisasional dan
pribadi
Pengertian atau defenisi riset SDM adalah semua
kegiatan yang melibatkan proses perencanaan, pengumpulan, penganalisaan, dan
pelaporan informasi, dengan tujuan memperbaiki pembuatan keputusan yang berka
pengidentifikasian, pemecahan masalah dan penentuan peluang dalam SDM.
2.
Manfaat Riset Sumber Daya Manusia
Riset sumber daya manusia memiliki
manfaat yang penting bagi perusahaan antara lainseperti:
1. Membantu menjelaskan mengapa seorang
individu sukses disebuah perusahaan dan gagal diperusahaan lainnya dengan
pekerjaan yang serupa.
2. Menentukan karyawan-karyawan mana
yang dapat memanfaatkan pelatihan,serta jenis pelatihan dan pengembangan apa
yang dibutuhkan .
3. Menentukan sikap karyawan berkenaan
dengan masalah gaji.
4. Riset dapat menunjukan bahwa faktor
internal, seperti kondisi kerja ,dapat memiliki efek yang merusak terhadap
produktifitas perusahaan dan kepuasan kerja.
5. Mengidentifikasi karakteristik-karakteristik
karyawan yang memiliki kemungkinan kecelakaan kerja yang lebih tinggi.
3.
Teknik Riset Sumber Daya Manusia
Ada
2 metode yang digunakan untuk riset SDM sebagai berikut:
a. Metode Penyelidikan
1. Studi
kasus
Studi kasus adalah penelitian ke dalam sebab-sebab yang
mendasari permasalahan tertentu dalam sebuah pabrik, sebuah departemen, atau
sebuah kelompok kerja. Hasil riset diterapkan hanya pada seperangkat
permasalahan tertentu dan tidak dapat digeneralisasikan pada kelompok atau
permasalahan yang lain.
2. Umpan Balik Survei
Dalam pelaksanaan survei, informasi
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.Survei dilakukan pada
penelitian yang menggunakan sampel dan informasi yang dikumpulkan melalui
sampel tersebut.Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan dan mengukur
sikap-sikap karyawan.
3.
Proses Riset Sumber Daya Manusia
Dalam melakukan riset ada beberapa
proses yang harus dilakukan seperti:
1. Mengenali masalah
Mengenali permasalahan dalam riset adalah
merupakan hal yang mutlak, karena dalam riset itu sendiri untuk menguraikan
masalah.
2. Merumuskan masalah
Langkah berikutnya dalam suatu riset adalah
merumuskan rumusan masalah secara jelas. Rintangan utama yang harus
diatasi adalah bahwa permasalahan bukan gejalanya yang harus ditentukan.
3. Memilih metode penelitian
Metode
yang digunakan tergantung pada sifat riset.Namun, sebagian besar riset sumber
daya manusia menggunakan metode kasus dan survei.
4. Mengumpulkan data/ menyeleksi
instrumen riset yang tepat
Penyeleksian
instrumen riset tergantung dari tujuan riset itu sendiri.Berbagai instrumen
kuantitatif untuk digunakan oleh periset sumber daya manusia.Para manajer tidak
perlu menjadi seorang pakar dalam teori statistik untuk memanfaatkan instrumen
itu.
5. Pengolahan data dan interpretasi
hasil
Orang yang
paling dekat dengan permasalahan harus berpartisipasi dalam menginterpretasikan
hasil riset.Seandainya pihak luar saja yang mencoba untuk melakukan hal ini,
maka mereka sering tiba pada kesimpulan yang aneh.
6. Melakukan tindakan
Langkah
ini termasuk langkah yang paling sulit dalam suatu riset.Karena tidak jarang
tindakan yang diambil bukan menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah
baru.Dengan demikian, manfaat riset hanya disadari apabila tindakan diambil
untuk memecahkan masalah yang ada.
7. Evaluasi tindakan
Upaya
riset belum bisa dikatakan tuntas, jika belum sampai pada evaluasi tindakan
yang telah diambil.Evaluasi memerlukan suatu penilaian yang objektif ikhwal
tindakan yang telah memecahkan masalah, dan bagaimana caranya.Revisi mungkin
dibutuhkan, atau bahkan seluruh rancangan riset mungkin perlu dipikirkan
kembali jika pengambilan tindakan ternyata tidak mampu atau kurang mampu
menyelesaikan masalah.
B.
Pengertian Pasar Kaget
M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pasar kaget adalah pasar sesaat yg terjadi ketika
terdapat sebuah keramaian atau perayaan.Pasar kaget merupakan
salah satu objek wisata andalan di wilayah Kota Malang. Bisa dibilang,
lokasinya yang ada di dekat jantung kota menjadi alterlatif menghabiskan akhir
pekan bersama orang-orang spesial..Lokasinya berada di sepanjang Jalan Besar
Ijen Malang.Pasar Kaget Kota Malang sudah dibuka sejak pukul 06.00 pagi hingga
siang sekitar pukul 10.00.
Pasar Kaget berisi berbagai stan yang
menjual pakaian, jersey club,
peralatan rumah tangga dan aneka produk-produk asli
Malang. Stan-stan itu menjual aneka pakaian baru maupun bekas, makanan ringan dan juga makanan berat,
mainan anak-anak dan juga kebutuhan anak sekolah (sepatu).
.
C.
Kriteria
Pasar Kaget
a. Pasar
Kaget hanya muncul dihari-hari tertentu.
b. Hanya
buka dari jam 06.00 sampai 10.00 pagi.
c. Menjual
pakaian (bekas dan baru), makanan (ringan dan berat) dan perabotan rumah
tangga.
D.
Permasalahan
a. Permasalahan
Bagi Penjual Pakaian Bekas Di Pasar Kaget ?
b. Solusi
Dari Permasalahan Penjualan Pakaian Bekas Di Pasar Kaget ?
-
Produksi:
Memiliki agen agar mempermuah penjual mencari pakaian
yang akan dijual, dan meneliti pakaian yang akan dijual apakah sudah siap jual
atau tidak.
-
SDM:
Perlunya
pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah terhadap perijinan
pada perubahan perumahan menjadi pertokoan yang mulai banyak terjadi di pasar
kaget Rawajati, terutama perumahan yang berada tepat dipinggir jalan menuju
pasar tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengendalikan perkembangan
pasar yang semakin meluas. Perlunya pengaturan dan pengawasan
yang lebih ketat dari pemerintah terhadap perijinan pada perubahan perumahan
menjadi pertokoan yang mulai banyak terjadi di pasar kaget Rawajati, terutama
perumahan yang berada tepat dipinggir jalan menuju pasar tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat mengendalikan perkembangan pasar yang semakin meluas.
-
Marketing:
Meningkatkan cara jual yang memenuhi kriteria penjual dikarenakan banyak pesaing
dan supply yang cukup memenuhi. Selain hal tersebut, ada
kemudahan pedagang dan pembeli untuk bertransaksi. Perkembangan pasar dinilai
oleh sebagian masyarakat akan dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha
mereka.
-
Keuangan:
Menjalankan
usaha lain selain berjualan dipasar kaget, seoerti berjualan secara online dan
lain-lain.
c. Modal
Yang Digunakan Seorang Penjual ?
Modal
yang digunakan oleh ibu Dwi untuk menjalankan usaha sebagai penjual pakaian di
pasar kaget itu dari pendapatannya sendiri yaitu gaji dari profesi sebagai
guru.
d. Jika
penjual mendapatkan bantuan, Dari mana ?
Bantuan
yang ibu dwi dapat dari suami dan anaknya
untuk menjalani penjualan pakaian bekas tersebut.
e. Berapa
Lama Usaha Ini DiLakukan ?
Dalam penjualan pakaian bekas ini ibu Dwi memulai
usahanya sudah ±2 tahun.
f. Mengapa
Penjual Melakukan Usaha Di Bidang Ini ?( Apakah Usaha Pokok/Sampingan?)
Untuk
Mencari tambahan penghasilan, dan ibu dwi memang sangat menyukai fashion. Jadi
memang ibu dwi menjalankan usaha pokok. Karena bukan hanya berjualan di pasar
kaget tetapi juga menjalankan usaha online.
g. Berapa
Penghasilan Yang Didapat Penjual ?
Penghasilan
yang didapat ditiap membuka stand tidak pasti, ujar beliau sekitar ± Rp 285.000
h. Profil
Penjual
Ibu
Dwi Mustika, Umur 54 Tahun, yang Beralamat Di Jalan Mulyorejo Gg 12 No. 32,
Profesi Sebagai Guru SD, dan mempunyai
empat orang anak.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah Pendekatan kualitatif.
-
Dalam penelitian
kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (naturalsetting).
- Peneliti sebagai alat
penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitudengan
metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara.
- Dalam penelitian
kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudianditulis
dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka.
2.
Teknik
Sampel
Penulis menggunakan Teknik Sampling Purposif karena seringkali banyak batasan yang menghalangi
peneliti mengambil sampel secara random (acak). Sehingga kalau menggunakan
random sampling (sampel acak), akan menyulitkan peneliti. Dengan menggunakan
purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
3.
Teknik
Pengumpulan Data (Observasi, Survey, Interview, Dokumentasi)
- Observasi: Teknik
mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi atau pengamatan secara langsung
mengenai bagaimana keadaan pasar kaget
yang dijalan besar Ijen Malang.
- Survey: Tujuan
dilakukannya survey adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dari
jenis pasar kage yang berada dijalan Ijen Malang.
- Interview: Teknik
pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara melakukan Tanya jawab
langsung dengan penjual pakaian
yang ada dipasar kaget dijalan Ijen Malang.
- Dokumentasi: Teknik
pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara melihat, mencatat hasil dari wawancara,dan mengambil gambar yang
berkaitan dengan judul dan pembahasan laporan. Dalam hal ini penulis
mengumpulkan beberapa data seperti gambar
dan video.
4.
Sumber
Data
a. Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui
survai primer yang dilakukan melalui pengamatan dan pengukuran atau
penghitungan langsung (observasi) di lapangan dan penyebaran kuesioner atau pertanyaan
kepada para masyarakat yang mengetahui keadaan dan kondisi kawasan. Adapun teknik Pengumpulan Data
Primer terbagi atas beberapa cara, diantaranya adalah melalui pengamatan
visual. Pengamatan ini dilakukan dalam identifikasi tingkat kepustakaan dan
kebutuhan pengembangan kawasan studi.
b. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber
data yang berasal dari instansi yang terkait dengan studi untuk mendapatkan data-data
yang dibutuhkan untuk kegiatan analisis. Di samping itu, data sekunder lainnya
adalah studi literatur untuk mendapatkan literatur yang berkaitan dengan studi.Pengumpulan
data dilakukan melalui survai ke beberapa instansi pemerintah yang diharapkan
dapat menjadi sumber data, yaitu:
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dampak keberadaan pasar kaget ini sangat besar dan
positif, karena dengan adanya pasar kaget masyarakat setempat atau bahkan
pendatang sekalipun bisa menjajal untuk memulai usaha dengan membuka lapak di
pasar kaget. Bisnisnya sangat fleksibel tidak harus mengeluarkan modal dalam
jumlah besar, tidak harus membayar sewa kios ataupun gedung untuk membuka
lapak, dengan adanya pasar kaget aktivitas ekonomi terus meningkat, nilai
tambah ekonomi terus tinggi karena menyangkut berbagai jenis produk industri,
makanan, dan sebagai salah satu cara menanggulangi maraknya pengangguran.
Selain omzetnya sangatlah menggiurkan. Dan ini bisa dijadikan sarana atau wadah
ekonomi perdagangan dalam upaya pemberdayaan pedagang kecil.
2. Peranan pemerintah Kota dan Pemerintah daerah baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan bidang dan tugas
masing-masing melakukan pembinaan dan pengawasan pasar kaget, pusat
perbelanjaan dan toko modern. Dalam rangka pembinaan pasar tradisional,
pemerintah daerah melakukan upaya:
a. Mengupayakan sumber-sumber
alternatif pendanaan untuk pemberdayaan pasar kaget sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
b.
Meningkatkan
kopetensi pedagang dan pengelola pasar.
c. Memprioritaskan
kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang pasar kaget yang telah ada,
sebelum dilakukan renovasi atau relokasi pasar.
d. Mengevaluasi
pengelolaan pasar kaget.
Saran
1. Dalam upaya pemberdayaan pedagang kecil dipasar kaget,
para pedagang atau pemerintah daerah setempat hendaknya ada kerjasama yang baik
agar proses pemberdayaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Pengelola pasar Kota Malang hendaknya memperhatikan
faktor lokasi yang ada, yaitu dengan meningkatkan kebersihan, kerapihan, dan
keamanan lokasi pasar, seperti melakukan penertiban terhadap pedagang kecil.
3. Para pedagang di pasar kaget Kota Malang hendaknya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, seperti meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat yang berbelanja di pasar kaget Kota Malang.
4. Senantiasa memperhatikan keamanan pasar, kebersihan
pasarr kaget Kota Malang agar tetap terjaga kenyamanan saat berbelanja.
5. Pemerintah Daerah Malang hendaknya senantiasa menjaga,
memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional Kota Malang
sehingga tidak kalah saing dengan pasar modern.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati, Ike Kusdyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offest, Yogyakarta 2008.
Wiliam Perkasa (2014, hal: 78) Riset SDM (Human Resources Research). Jakarta 2014.
M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


0 komentar:
Posting Komentar